23.2.14

orientasi pembangunan pendidikan di era pasar bebas (free market orientation)



Ketika membahas tentang dasar pemikiran orientasi pendidikan di era globalisasi yang pembangunan pendidikan menerapkan konsep pasar bebas (free market orientation), perlu kita merunut proses dari pasar bebas (free market) itu sendiri. Secara singkat adalah sebagai berikut .
Pendidikan modern dimulai perkembangannya pada masa aufklarung, pada masa itu rasionalitas manusia berkembang dengan pesat dan mempertanyakan berbagai paradigma yang telah diterima secara  secara umum oleh masyarakat. Dan pendidikan modern mencapa puncaknya pada abad ke-18 dengan lahirnya pemikiran-pemikiran empirisme, rasionalisme dan liberalisme (H.A.R Tilaar : 2005).
            Empirisme telah membuka perkembangan ilmu-ilmu kealaman hingga menghasilkan perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Rasionalisme mengantarkan kepada kesempatan penggunaan paradigma berfikir. Sedangkan liberalisme memberikan peluang kepada kebebasan manusia yang diasumsikan mempunyai kemerdekaan tidak terbatas(H.A.R Tilaar : 2005). Dalam perkembangannya, paham liberalisme tidak hanya memasuki pemikiran filsafat, namun juga memasuki bidang lain termasuk ekonomi dan politik.
            Paham liberalisme terus berkembang dan bermetamorfosa hingga di abad 21 ini. Dampaknya yang sangat dirasakan oleh berbagai negara di belahan dunia, khususnya di bidang ekonomi (yang dikenal dengan paham neo-liberalisme). Buah dari paham ini di era globalisasi adalah perdangangan bebas (free market oriented) yang memberikan tempat terhormat bagi kebebasan individu  serta kekuatan pasar dalam menentukan perdagangan dunia. kebebasan yang tidak hanya berwawasan lokal ataupun nasional, tetapi lebih dari pada itu kebebasan yang mencakup global (Mochtar Buchori : 1995).
            Tentunya, proses pasar bebas (free market oriented) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendidikan. Sebagai buah dari perkembangan ini, berarti semakin mengecilnya peranan pemerintah dan public service semakin lama diserahkan kepada masyarakat itu sendiri atau dikenal dengan “the washington consensus” (H.A.R Tilaar : 2005).
            Masa depan diserahkan sepenuhnya pada kepada kekuatan pasar yang diarahkan oleh kekuatan-kekuatan global. Maka, ketika individu kurang mampu, bahkan tidak berdaya dalam persaingan, bukanlah tidak mungkin mereka jatuh pada kebangkrutan, kemiskinan. Sehingga lambat laun kesenjangan dalam pendidikan terlebih kesenjangan ekonomi menjadi potret di era pasar bebas (free market oriented).
            Jadi, dasar utama kesenjangan tersebut adalah ketidakmampuan dalam bersaing maupun ketertinggalannya.