23.2.14

Melestarikan Kebiasaan Kebaikan


Allah berfirman :
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.  dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik. tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung. (Q.s. Al-Hasyr : 18-20). Dalam ayat lain, Allah berfirman : ... Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan... (Qs. Al-Baqarah : 148). Ayat tersebut menunjukkan pentingnya berlomba dalam kebaikan dan menjaganya. Syekh Utsaimin menjelaskan  ada 3 jalan kebaikan  ; الجهد البدني kesungguhan anggota badan,  البذل الماليmenggunakan harta dan  المراكب keduanya seperti jihad dan perlengkapannya = harta + jiwa (kitab Syarh Riyadussolihin). Cara-cara yang bisa ditempuh dalam melestarikan kebiasaan baik adalah sebagai berikut :
1.    Sering Muhasabah : Kebiasaan memantau keadaan hati dapat mengantisipasi kesalahan sedini mungkin,  tanda-tanda tidak lagi melakukan kebaikan dapat diketahui, yang kemudian dapat segera untuk mempertahankan kebaikan dan membiasakannya. Prof. Dr. Abdullah Nashih Ulwan, makna muhasabah ialah : Hendaklah seorang mukmin mengintrospeksi dirinya ketika selesai melakukan amal perbuatan; apakah tujuan amalnya untuk mendapatkan ridha Allah? Atau, apakah amalnya dirembesi sifat riya? Apakah dia sudah memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak manusia? Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Hasyr: 59) ayat ini menunjukkan pentingnya tafakkur, muhasabah dan tadzakkur.
2.    Motivasi [iradah qawiyyah] untuk berbuat baik : mengajak dan membawa diri seseorang untuk melakukan perbuatan yang diinginkan, yang disertai kesiapan untuk menerima konsekuensinya. Motivasi inilah yang akan menjaga seseorang untuk selalu menjaga pembiasaan perbuatan baik. Allah berfirman : Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka. [QS. Muhammad: 12]
3.    Sabar dan cermat dalam menjaga kebiasaan baik. pada beberapa jenis kebaikan memiliki urutan dan tingkatan, sehingga diperlukan sekali ketekunan dalam membiasakan kebaikan. Ingat! berlubangnya batu [yang keras] oleh air [yang lunak] disebabkan oleh terus menerusnya [tekun] air menetes di atas batu tersebut.
4.    التواسط في الاعمال الخيرية Menghindarkan diri dari sikap berlebihan dalam kebaikan. Berlebihan merupakan sesuatu yang harus dihindari dalam Islam dan kebalikannya menganjurkan untuk bersikap iqtishad [seimbang] dan tawasuth [pertengahan], tapi bukan menyepelekan.
5.    Menghibur diri dengan hal-hal yang dibolehkan. Abi Rub’i Hanzhalah bin Robii’ al-Asadi, salah seorang juru tulis Rasulullah saw., meriwayatkan bahwasanya Abu Bakar r.a. menemuinya dan berkata, ”Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?” Dia menjawab, ”Aku telah berlaku nifaq.” mendengar hal itu Rasulullah bersabda, ”Demi zat yang diriku ada di tangan-Nya, sekiranya kalian terus menerus dalam keadaan sebagaimana ketika kalian bersamaku dan selalu dalam keadaan berdzikir, niscaya malaikat akan menyalamimu ketika engkau berada di kasur dan di jalanan. Akan tetapi, wahai Hanzhalah, masing-masing ada saatnya.” [HR. Muslim]
6.    Senantiasa menjalin hubungan dengan orang soleh dan pejuang. Orang yang soleh dan pejuang memiliki daya pengaruh yang positif terhadap orang yang berinteraksi dengannya, seperti sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah : ”Maukah kalian ku kabari tentang orang yang paling baik?” Sahabat menjawab, ”Tentu ya Rasulullah.” Beliau lalu berkata, ”Yaitu seorang yang jika engkau melihatnya ia akan mengingatkan engkau akan Allah swt.”
7.    Selalu menghadiri majelis ilmu dan mengkaji buku-buku yang membahas sirah nabi dan sejarah para sahabat dan orang-orang salih lainnya. Rasa takut kepada Allah yang akan menghalangi orang berilmu untuk berbuat kemaksiatan, yang kemudian dapat menjaga kebiasaan baik yang telah dilakukannya. Semoga bermanfaat (Abu Aufa).