Allah berfirman :
”Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. dan janganlah kamu seperti orang-orang yang
lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri.
mereka Itulah orang-orang yang fasik. tidaklah sama penghuni-penghuni neraka
dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang
yang beruntung. (Q.s. Al-Hasyr :
18-20). Dalam ayat
lain, Allah berfirman : ... Maka berlomba-lombalah (dalam membuat)
kebaikan... (Qs. Al-Baqarah : 148). Ayat tersebut menunjukkan pentingnya berlomba dalam
kebaikan dan menjaganya. Syekh Utsaimin menjelaskan ada 3 jalan kebaikan ; الجهد البدني kesungguhan anggota badan, البذل الماليmenggunakan harta dan المراكب keduanya seperti jihad dan perlengkapannya = harta + jiwa (kitab
Syarh Riyadussolihin). Cara-cara yang
bisa ditempuh dalam melestarikan kebiasaan baik adalah sebagai berikut :
1.
Sering Muhasabah : Kebiasaan memantau keadaan hati dapat mengantisipasi
kesalahan sedini mungkin, tanda-tanda
tidak lagi melakukan kebaikan dapat diketahui, yang kemudian dapat segera untuk
mempertahankan kebaikan dan membiasakannya. Prof. Dr. Abdullah Nashih Ulwan,
makna muhasabah ialah : Hendaklah seorang mukmin mengintrospeksi
dirinya ketika selesai melakukan amal perbuatan; apakah tujuan amalnya untuk
mendapatkan ridha Allah? Atau, apakah amalnya dirembesi sifat
riya? Apakah dia sudah memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak manusia? Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Hasyr: 59) ayat ini menunjukkan
pentingnya tafakkur, muhasabah dan tadzakkur.
2.
Motivasi [iradah qawiyyah] untuk berbuat baik : mengajak dan membawa diri seseorang untuk
melakukan perbuatan yang diinginkan, yang disertai kesiapan untuk menerima
konsekuensinya. Motivasi inilah yang akan menjaga seseorang untuk selalu
menjaga pembiasaan perbuatan baik. Allah berfirman : Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang
mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka
makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.
[QS. Muhammad: 12]
3.
Sabar dan cermat dalam menjaga kebiasaan baik. pada
beberapa jenis kebaikan memiliki urutan dan tingkatan, sehingga diperlukan
sekali ketekunan dalam membiasakan kebaikan. Ingat! berlubangnya batu [yang
keras] oleh air [yang lunak] disebabkan oleh terus menerusnya [tekun] air
menetes di atas batu tersebut.
4.
التواسط في الاعمال الخيرية Menghindarkan diri dari
sikap berlebihan dalam kebaikan. Berlebihan
merupakan sesuatu yang harus dihindari dalam Islam dan kebalikannya
menganjurkan untuk bersikap iqtishad [seimbang] dan tawasuth
[pertengahan], tapi bukan menyepelekan.
5.
Menghibur diri dengan hal-hal yang dibolehkan. Abi Rub’i Hanzhalah bin Robii’ al-Asadi, salah seorang
juru tulis Rasulullah saw., meriwayatkan bahwasanya Abu Bakar r.a. menemuinya
dan berkata, ”Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?” Dia menjawab, ”Aku telah
berlaku nifaq.” mendengar hal
itu Rasulullah bersabda, ”Demi zat yang diriku ada di
tangan-Nya, sekiranya kalian terus menerus dalam keadaan sebagaimana ketika
kalian bersamaku dan selalu dalam keadaan berdzikir, niscaya malaikat akan
menyalamimu ketika engkau berada di kasur dan di jalanan. Akan tetapi, wahai
Hanzhalah, masing-masing ada saatnya.” [HR. Muslim]
6.
Senantiasa menjalin hubungan dengan orang
soleh dan pejuang. Orang yang soleh dan pejuang memiliki daya
pengaruh yang positif terhadap orang yang berinteraksi dengannya, seperti sabda
Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah : ”Maukah kalian ku kabari tentang orang yang
paling baik?” Sahabat menjawab, ”Tentu ya Rasulullah.” Beliau lalu berkata,
”Yaitu seorang yang jika engkau melihatnya ia akan mengingatkan engkau akan
Allah swt.”
7.
Selalu menghadiri majelis ilmu dan mengkaji
buku-buku yang membahas sirah nabi dan sejarah para sahabat dan orang-orang
salih lainnya. Rasa takut kepada Allah yang akan menghalangi
orang berilmu untuk berbuat kemaksiatan, yang kemudian dapat menjaga kebiasaan
baik yang telah dilakukannya. Semoga bermanfaat (Abu Aufa).